Minggu, 06 Januari 2013

Ungkapan Untuk Ibu

Hidup itu indah.. Bismillahirohmanirrohim..


Ibu. Orang yang dingin di luar, hangat di dalam.
Aku tak pernah tahu apa kegundahan hati ibuku. Ibu jarang mengeluh.

Ibu adalah sesosok yang tegar dan tegas. Membebaskan anaknya dalam memilih namun tetap menuntun.
Aku ingat suatu kali ibu pernah berpesan padaku ketika aku mulai beranjak menjadi gadis dewasa,

Gina, gina sudah besar, sudah dewasa. Gina perempuan, harga diri ga bisa dibeli. Hidup gina, gina yang menentukan, ibu hanya mendukung dan berdoa untuk kebaikan anak-anak ibu..”

Itulah kurang lebih pesan ibu yang selalu menjadi penguatku sampai saat ini. Bila sesekali ingin putus asa, aku harus cepat-cepat mengingat bahwa ini keputusanku sendiri, jadi resiko apapun ya harus dihadapin. Segaenak apapun situasi dan kondisinya.

Ibu adalah orang yang tegar, namun sesekali rapuh.

Pernah suatu kali aku melihat ibuku menangis diam-diam dipojokan kamar.
Aku yang saat itu masih kecil hanya bisa termangu, lalu diam-diam mendekati sambil bertanya dalam hati “Kenapa ibu menangis?”.

“kenapa bu?”, tanyaku hati-hati
Ibu menunduk. Lalu berkata, “ee.. gimana nak, kalo gina nanti ga dapat tempat sekolah (SMP) di Jambi”, dalam isak
Aku hanya diam. Mencerna semua kata-kata ibu. Kemudian ada yang berdenyut-denyut perih rasanya, disana, dipojok hatiku. Diam-diam ada yang menggenang.

Bukan, bukan. Aku tidak menangis karena takut tidak mendapatkan tempat sekolah teman. Hanya saja rasanya hati ini sedih bercampur haru mendengarkan apa yang menjadi sebab tangisan ibuku. Sungguh aku merasa menjadi anak yang paling berdosa saat itu.

Aku katakan pada ibuku,
“ga apa-apa bu, gina sekolah di Bungo aja kalo ga dapat sekolah di Jambi”, jawabku dengan susah payah, payah menahan tangis.

Teman, cobalah rasakan kebaikan-kebaikan kecil dari ibu kita. Betapa mereka sangat mencemaskan nasib kita kelak. Betapa mereka ingin kita untuk sukses, berhasil. Betapa mereka ingin melihat senyuman kita.

Singkat cerita, akhirnya aku bisa bersekolah di Jambi.

Ternyata kehidupan di Jambi tidaklah sesuai dengan apa yang aku harapkan.
Kehidupan yang ketat dan penuh peraturan membuatku tak tahan. Jujur saja aku ingin pulang.

Tapi, mengingat tangisan ibuku saat itu membuatku tak sampai hati tuk mengecewakanya. Kujalani 6 tahun dengan kekuatan penuh sepenuh-penuhnya. Sabar sesabar-sabarnya. Kuat sekuat-kuatnya. Yang paling sering aku lakukan saat itu adalah menangis dalam kesendirian di kamar. Ketika tidak ada teman untuk bercerita, buku curhat selalu menjadi andalanku. Aku tumpahruahkan segala kegundahan dan keluh kesah ku.

Bukan berarti kehidupanku selama 6 tahun itu tidak menyenangkan. Tidak, sama sekali tidak begitu. Aku senang kok, makan cukup, hidup layak, duit jajan banyak. Hehehe

Hanya saja peraturan-peraturan rumah yang semi militer membuatku ga kerasan. Apa-apa diatur. Aduh.. kalo dirumah dulu ni ya, bebaaaasssss.. malam mau main silakan. Mau nonton malam-malam monggo. Mau tidur larut malam terserah.

Nah kalo di Jambi?

Aduh.. jangan tanya de ya.. hehehe. Diatur pokonya.

Pikiranku saat itu adalah bertahan. Hobiku saat itu adalah menghitung tahun. Berapa tahun lagi aku akan kuliah?. Aku ingin merantau lagi. Tapi kali ini harus lebih jauh dan ga ada keluarga yang berdiam di kota itu. Harapanya tentu saja agar ga dititipin ke rumah sodara lagi! haahah

And here im. Yogyakarta “berhati nyaman”. J


Ungkapan untuk mu, ibu

Terimakasih banyak telah mendukung apapun keputusan Gina selama ini. Gina tau, dulu ibu sudah mencemaskan akan kesemimiliteran mamak Jambi, karena ibupun merasakan hal itu dulunya. Makanya ibu agak berat mau melepas Gina sekolah di Jambi kan? Hehe

Tapi biar lah bu. Gina tau maksut mamak baik. Mamak keras karena ingin mendisiplinkan kita :D. Gina paham gina agak pembangkang dalam peraturan. Maafin gina ya bu? Pasti mamak cerita tentang kepembangkangan gina itu pas ibu rapat atau jenguk gina ke Jambi, ya kan?. Tapi Gina si pura-pura gatau aja bu waktu itu. Hehe ibarat anak kucing itu loh bu. Selalu menunjukan sisi keimutanya pada si ibu kucing :D

Makasih ya bu karena selama ini telah,
Mensupport Gina dengan segala daya upaya ibu
Menenangkan Gina dengan perkataan-perkataan simple ibu
Selalu kasih Gina hal terbaik yang ibu punya
Selalu kirimin Gina lauk pauk setiap bulan :D
Selalu mendoakan kesuksesan gina..
Dan masih banyak lagi yang ga bisa gina ucapin satu-satu.

Tapi maafin gina juga ya bu??.. karena belum bisa,
Kasih ibu yang terbaik
Jadi kebanggaan ibu
Balas semua kebaikan-kebaikan ibu
Ajak ibu jalan-jalan ketempat yang ibu suka
Beliin ibu barang mahal
Umrohin ibu
Dan lain lain

Satu-satunya yang mampu gina berikan saat ini dan InsyaAllah sepanjang hayat gina adalah doa setulus hati untukmu bu..
Doa agar ayah dan ibu selalu diberikan kesehatan,.
Umur yang panjang lagi berkah,.
Kegiatan yang selalu diridhoiNya,.
Rezeki yang banyak dan halal, kebahagiaan dan ampunan.

Gina sayang ibu.. Gina sayang ayah.. Gina sayang kakma, kak ika, kak lia, agung :D
Dan keluarga tambahan kita.. bg dodi, bg fery, farrel dan farhan :D

Rindunya Gina ama kalian semua saat ini. hehehe J
Sehat-sehat ya disana,,
Yang di Bungo.. yang diaceh.. yang di Jakarta.. happy nice daaaayyy always!

Salam


Yogyakarta, 4 Januari 2013

My Love

Kamis, 03 Januari 2013

Ketika Mulut Dikunci


Hidup itu indah.. Bismillahhirohmanirrohim..

Akan datang hari
Mulut dikunci
Kata tak ada lgi

Akan tiba masa
Tak ada suara
Dari mulut kita

Berkata tangan kita
Tentang apa yang dilakukannya
Berkata kaki kita
Kemana saja dia melangkahnya
Tidak tahu kita
Bila harinya
Tanggung jawab tiba...

Rabbana
Tangan kami.. Kaki kami
Mulut kami.. Mata hati kami
Luruskanlah
Kukuhkanlah
Di jalan cahaya
Sempurna

Mohon karunia
Kepada kami hambaMu yang hina

Nah.. teman-teman pasti sudah tahu lagu ini kan? lagu yang ngena banget.. lagu yang bisa mbuat kita merinding kalo dihayati. Penyanyi aslinya sendiri, Alm.Chrisye hanya pernah menyanyikanya 1 kali dengan sempurna. Hanya untuk rekaman. Setelah itu beliau tak mampu lagi menyanyikanya.

Saya sendiri mulai begitu menyukai lagu ini ketika saya ikut training menjadi presenter dan bagaimana caranya berbicara didepan umum beberapa bulan yang lalu. Tidak lama setelah mengikuti training itu, saya langsung mendownload lagu ini. Rasanya nyeeesssshhh di hati. :') betapa dahsyatnya lirik ini bila kita hayati.

Lirik inipun diciptakan oleh si pengarangnya di ilhami dari sebuah ayat dalam surat Yasin. 

"Pada hari ini, kami menutup mulut-mulut mereka. Dan tangan-tangan mereka berkata kepada kami. Serta kaki-kaki mereka memberikan kesaksian tentang apa yang dahulu mereka usahakan." Qs. Yasin : 65

SubhanaAllah..

Betapa baiknya Allah telah mengingatkan kita agar lebih berhati-hati lagi dalam bertindak ya teman-teman. :)

Kalau di dunia ini kita masih bisa berbohong dengan lisan, mencari-cari alasan demi pembenaran, diakhirat kelak tak dapat akal mencari alasan, tak mampu lisan dipergunakan. Jadi, kemampuan kita beralasan demi pembenaran di dunia ini kelak takkan mampu kita pergunakan dan takkan mampu menyelamatkan.

Teman, sudah pernahkah engkau membayangkan berjalan pada rambut yang dibelah 7 ? jujur saja saya belum sanggup membayangkanya.

Semoga ayat dan lagu tersebut dapat mengingatkan kita bahwa semua yang sudah kita lakukan, kelak akan dimintai pertanggungjawabanya.

Mari sama-sama jadi lebih baik.. mari sama-sama saling mengingatkan. :D

Happy thursdaaaayyy :D

Rabu, 02 Januari 2013

Peluang Kabur

Hidup itu indah.. Bismillahirohmanirrohim..


2 Januari 2013
Welcome Januari.. Welcome 2013. :D
Semoga tahun 2013 ini, semua anak Teknik Industri UII 2009 bisa lulus dan wisuda semua. Aamiin..

Malam ini ada sesuatu yang membuat saya begitu tertarik untuk segera menulis. Bermula dari kalimat teman baik saya,

“Peluang itu banyak, tapi ga semua orang mau menangkapnya.”

Percakapan ini dimulai dari selesainya acara pembubaran kepanitiaan INCEPTION 2012, sebuah lomba disain produk yang diadakan oleh kampus saya.

Rasanya mendengar kalimat itu, jantung saya langsung berdegub “deg!”. Betapa benarnya apa yang teman saya katakan.

Teman, bisakah engkau menghitung sudah berapa banyak peluang yang kita lewatkan dengan sia-sia selama hidup ini?

Alasan melewati peluang itu dengan sia-siapun hanya untuk alasan yang bagi seorang pekerja keras ga elit sama sekali.

Misalnya, “kenapa kamu ga mau ngambil dosen si A? Padahalkan dia pinter, penelitian dosenya banyak, ngajarnya juga enak, dan nilai sesuai kemampuan kita loh..”

Dengan entengnya si penyia-nyia peluang bilang “ga ah.. takut, susah nilainya. Ga enak, tar banyak tugas. Bikin mumet. Mending ama dosen si B, tugas dikit nilai gampang bisa TA (baca : Titip Absen) lagi.”

Betapa merusaknya pikiran seperti itu.

Sayapun dulu sering memilih dosen berdasarkan kriteria B diatas. Aduh teman, rasanya benar2 rugi. Jujur saja saya menyesal. Namun lagi-lagi, penyesalan itu tidak pernah datang tepat waktu apalagi lebih cepat. J

Padahal, jika saja kita mau sedikit berusaha lebih keras, lebih berani dan siap menangkap peluang, sudah tentu ilmu yang akan kita dapatkan lebih banyak dan tantangan yang akan kita hadapi berbeda sehingga dapat lebih tangguh dari teman-teman yang takut hanya karena ancaman nilai rendah tersebut.

Semoga penyesalan yang saya rasakan kini tidak teman-teman rasakan ya. Semoga teman-teman sudah mampu menghadapi tantangan-tantangan yang sesungguhnya berasal dari diri sendiri tersebut. :’)

So, yuk teman! Mari kita jeli-jeli menangkap peluang dari sekarang :D