Minggu, 09 Desember 2012

Analogi Semut

Hidup itu indah.. Bismillahirohmanirrohim..


Pagi ini saya kembali ingin bercerita, hehe. Kali ini tentang analogi semut! :D
Siapa yang tak kenal semut? dari anak-anak sampai orang tua saya rasa sudah pernah melihat semut, sudah kenal yang namanya semut, sudah tau bentuknya semut! :D sebab mereka, para kaum semut ada di mana-mana,, tersebar luas dipenjuru dunia! terutama daerah tropis seperti negara kita ini, Indonesia. Contoh kecilnya aja ni, semut itu ada di dinding-dinding kamar kita, ada di lemari makanan, ada di meja makan, ada di toples kue dll. Benar-benar hewan yang giat mencari makan!


 Semut adalah hewan yang kuat, dengan tubuhnya yang kecil ia dapat mengangkat sepihan kue yang lebih besar dari tubuhnya, bahkan bisa mengalahkan hewan bertubuh tambun seperti gajah! :D coba deh teman-teman melakukan umsit/swit. Jempol akan dianalogikan sebagai gajah, jari telunjuk sebagai manusia dan jari kelingking sebagai semut. Ketika jempol bertemu degan kelingking, maka kelingkinglah yang akan menang. Kenapa? ya sudah jelas, karena semut dapat mengalahkan gajah. Gajah tidak akan mampu menghindari gigitan semut, misalnya si semut iseng-iseng ngegigit dalem kupingnya gajah, nah! seumur-umur, selama 21 tahun lebih saya hidup di dunia ini, saya belum pernah tuh ndenger gajah bisa ngorek kupingnya sendiri, hehehe

Dalam Al-qur'an sendiri ada yang namanya surah An-Naml yang artinya semut. Wah.. hebat juga ya si semut ini, sampai-sampai dijadikan surah dalam kitab suci agama islam :D. Singkat ceritanya begini, dahulu kala Nabi Sulaiman As dan para bala tentaranya ingin melewati suatu tempat yang ada sarang semutnya, terus si ketua semutnya ngumumin ke pasukannya kalo ada Nabi Sulaiman As dan bala tentaranya mau lewat, para semut disuruh masuk ke dalam sarang-sarangnya karena barangkali Nabi Sulaiman As gatau kalo di sana ada semut trus nginjak semut secara ga sadar (Qs. An-Naml : 18). Betapa Husnuzon nya si semut ini ya teman-teman! :D

Nah.. sore ini, ketika saya sedang membaca buku, entah kenapa tiba-tiba inget lagi ama yang namanya semut. hehehe. Maklum, beberapa hari ini saya sedang was was dengan semut. Dan beberapa hari ini pula lah saya berpikir tentang semut yang ternyata hampir sama saja dengan manusia.

Teman-teman, apakah kalian suka ketika ada semut yang mengganggu makanan kalian? atau misalnya bertamasya di dinding-dinding kamar gitu? atau nya lagi ni si semut wara-wiri dikasur, di lantai dll disekitar kalian? :D saya rasa banyak yang jawabanya ga! Karena sayapun juga ga nyaman kalo ada semut yang suka usil ngerecokin makanan saya ataupun wara-wiri disekeliling saya.. T_T hehe.

Kira-kira apa ya yang bakal kita lakukan ketika ada semut yang mengganggu kita?

Saya rasa jawabanya akan bervariasi. :D tergantung tingkat kesadisan dan kelembutan hati masing-masing xP

Tapi menurut pengamatan saya, lagi-lagi sepanjang 21 tahun lebih saya hidup di dunia ini, sepertinya respon kita terhadap semut hampir sama saja. Tahap pertama adalah berusaha mengusir si semut, jika si semut tak mau diusir dan keukeuh mengganggu, kita biasanya akan mencari cara agar si semut pergi. Jika si semut adalah seekor semut yang pekerja keras (dan biasanya memang begitu) maka yang akan kita lakukan selanjutnya adalah membunuhnya. Sadis, tapi rata-rata hati kita akan bilang "ya mau bagaimana lagi".

Nah, disinilah saya merasa ada kesamaan antara hubungan manusia-semut dan manusia-bumi. Ketika kita mengorek-ngorek bumi terlalu dalam (baca : pengeboran), merusak lingkungan dan kerusakan-kerusakan lainya maka si bumi akan merasa ga nyamanan. Mula-mula kita diperingatkan, misalnya dengan gempa kecil-kecilan, banjir kecil-kecilan, longsor kecil-kecilan sampai alarm berupa pemanasan global (karena meningkatnya suhu bumi adalah setahap demi setahap, nah klo terus-terusan kan bahaya!). Kita seperti ditampar bumi, tapi tidak sadar.

Ketika kita ditampar dan masih tidak sadar, si bumipun akan bertindak makin keras. Maka terjadilah fenomena alam seperti banjir bandang tak berkesudahan sampai banjir super duper bandang seperti tsunami!! Ingatkah kita seberapa mengerikanya kejadian itu??. Sungguh mengerikan bila mengingat kejadian tersebut.

Maka jangan membuat nasib kita sama seperti semut yang bandel. :') Mari sadar sebelum kita ditinju bumi. 

Banjir Bandang



Hanya Mesjid Yang Masih Bediri Kokoh

Seorang Wanita Tak Kuasa Menahan Tangis


Yogyakarta,   Desember 2012

1 komentar:

  1. Setuju..eksploirasi bumi harus dikurangi sebelum memberikan dampak negatif yg lebih besar..

    BalasHapus

silakan..