Hidup itu indah.. Bismillahirohmanirrohim..
Ibu. Orang yang dingin
di luar, hangat di dalam.
Aku tak pernah tahu apa
kegundahan hati ibuku. Ibu jarang mengeluh.
Ibu adalah sesosok yang
tegar dan tegas. Membebaskan anaknya dalam memilih namun tetap menuntun.
Aku ingat suatu kali
ibu pernah berpesan padaku ketika aku mulai beranjak menjadi gadis dewasa,
“Gina, gina sudah
besar, sudah dewasa. Gina perempuan, harga diri ga bisa dibeli. Hidup gina,
gina yang menentukan, ibu hanya mendukung dan berdoa untuk kebaikan anak-anak
ibu..”
Itulah kurang lebih pesan
ibu yang selalu menjadi penguatku sampai saat ini. Bila sesekali ingin putus
asa, aku harus cepat-cepat mengingat bahwa ini keputusanku sendiri, jadi resiko
apapun ya harus dihadapin. Segaenak apapun situasi dan kondisinya.
Ibu adalah orang yang
tegar, namun sesekali rapuh.
Pernah suatu kali aku
melihat ibuku menangis diam-diam dipojokan kamar.
Aku yang saat itu masih
kecil hanya bisa termangu, lalu diam-diam mendekati sambil bertanya dalam hati
“Kenapa ibu menangis?”.
“kenapa bu?”, tanyaku
hati-hati
Ibu menunduk. Lalu
berkata, “ee.. gimana nak, kalo gina nanti ga dapat tempat sekolah (SMP) di
Jambi”, dalam isak
Aku hanya diam.
Mencerna semua kata-kata ibu. Kemudian ada yang berdenyut-denyut perih rasanya,
disana, dipojok hatiku. Diam-diam ada yang menggenang.
Bukan, bukan. Aku tidak
menangis karena takut tidak mendapatkan tempat sekolah teman. Hanya saja
rasanya hati ini sedih bercampur haru mendengarkan apa yang menjadi sebab
tangisan ibuku. Sungguh aku merasa menjadi anak yang paling berdosa saat itu.
Aku katakan pada ibuku,
“ga apa-apa bu, gina
sekolah di Bungo aja kalo ga dapat sekolah di Jambi”, jawabku dengan susah
payah, payah menahan tangis.
Teman, cobalah rasakan
kebaikan-kebaikan kecil dari ibu kita. Betapa mereka sangat mencemaskan nasib
kita kelak. Betapa mereka ingin kita untuk sukses, berhasil. Betapa mereka
ingin melihat senyuman kita.
Singkat cerita, akhirnya
aku bisa bersekolah di Jambi.
Ternyata kehidupan di
Jambi tidaklah sesuai dengan apa yang aku harapkan.
Kehidupan yang ketat
dan penuh peraturan membuatku tak tahan. Jujur saja aku ingin pulang.
Tapi, mengingat
tangisan ibuku saat itu membuatku tak sampai hati tuk mengecewakanya. Kujalani
6 tahun dengan kekuatan penuh sepenuh-penuhnya. Sabar sesabar-sabarnya. Kuat sekuat-kuatnya.
Yang paling sering aku lakukan saat itu adalah menangis dalam kesendirian
di kamar. Ketika tidak ada teman untuk bercerita, buku curhat selalu menjadi
andalanku. Aku tumpahruahkan segala kegundahan dan keluh kesah ku.
Bukan berarti
kehidupanku selama 6 tahun itu tidak menyenangkan. Tidak, sama sekali tidak
begitu. Aku senang kok, makan cukup, hidup layak, duit jajan banyak. Hehehe
Hanya saja
peraturan-peraturan rumah yang semi militer membuatku ga kerasan. Apa-apa
diatur. Aduh.. kalo dirumah dulu ni ya, bebaaaasssss.. malam mau main silakan.
Mau nonton malam-malam monggo. Mau tidur larut malam terserah.
Nah kalo di Jambi?
Aduh.. jangan tanya de
ya.. hehehe. Diatur pokonya.
Pikiranku saat itu
adalah bertahan. Hobiku saat itu adalah menghitung tahun. Berapa tahun lagi aku akan kuliah?. Aku ingin merantau lagi. Tapi kali ini harus lebih jauh dan ga ada
keluarga yang berdiam di kota itu. Harapanya tentu saja agar ga dititipin ke
rumah sodara lagi! haahah
And here im. Yogyakarta
“berhati nyaman”. J
Ungkapan untuk mu, ibu
Terimakasih banyak
telah mendukung apapun keputusan Gina selama ini. Gina tau, dulu ibu
sudah mencemaskan akan kesemimiliteran mamak Jambi, karena ibupun merasakan hal
itu dulunya. Makanya ibu agak berat mau melepas Gina sekolah di Jambi kan? Hehe
Tapi biar lah bu. Gina
tau maksut mamak baik. Mamak keras karena ingin mendisiplinkan kita :D. Gina
paham gina agak pembangkang dalam peraturan. Maafin gina ya bu? Pasti mamak
cerita tentang kepembangkangan gina itu pas ibu rapat atau jenguk gina ke Jambi,
ya kan?. Tapi Gina si pura-pura gatau aja bu waktu itu. Hehe ibarat anak kucing
itu loh bu. Selalu menunjukan sisi keimutanya pada si ibu kucing :D
Makasih ya bu karena
selama ini telah,
Mensupport Gina dengan
segala daya upaya ibu
Menenangkan Gina dengan
perkataan-perkataan simple ibu
Selalu kasih Gina hal
terbaik yang ibu punya
Selalu kirimin Gina
lauk pauk setiap bulan :D
Selalu mendoakan
kesuksesan gina..
Dan masih banyak lagi
yang ga bisa gina ucapin satu-satu.
Tapi maafin gina juga
ya bu??.. karena belum bisa,
Kasih ibu yang terbaik
Jadi kebanggaan ibu
Balas semua
kebaikan-kebaikan ibu
Ajak ibu jalan-jalan
ketempat yang ibu suka
Beliin ibu barang mahal
Umrohin ibu
Dan lain lain
Satu-satunya yang mampu
gina berikan saat ini dan InsyaAllah sepanjang hayat gina adalah doa setulus
hati untukmu bu..
Doa agar ayah dan ibu
selalu diberikan kesehatan,.
Umur yang panjang lagi berkah,.
Kegiatan yang selalu
diridhoiNya,.
Rezeki yang banyak dan halal, kebahagiaan dan ampunan.
Gina sayang ibu.. Gina
sayang ayah.. Gina sayang kakma, kak ika, kak lia, agung :D
Dan keluarga tambahan
kita.. bg dodi, bg fery, farrel dan farhan :D
Rindunya Gina ama
kalian semua saat ini. hehehe J
Sehat-sehat ya disana,,
Yang di Bungo.. yang
diaceh.. yang di Jakarta.. happy nice daaaayyy always!
Salam
Yogyakarta, 4 Januari
2013
My Love |